Pegelaran wayang merupakan sumber ajaran moral yang tidak ada habisnya untuk digali bagi upaya menanggulangi krisis moral dan character building. Ajaran moral yang terkandung dalam wayang tidak hanya berupa wacana akan tetapi ditampilkan dalam praktek kehidupan berupa sikap dan prilaku. Banyak tokoh-tokoh wayang seperti Arjuna, Gatutkaca, Kresna, Puntadewa, Rama dan lain-lain menampilkan teladan manusia unggul.

Di samping itu tidak sedikit tokoh-tokoh wayang yang jahat sebagai peringatan agar tidak ditiru pelakunya. Semua cerita dalam lakon wayang juga menggambarkan nilai-nilai moral. Yang baik pasti menang, yang salah pasti kalah. Penonton bisa belajar dari pegelaran wayang. Tidak sedikit para penggemar wayang yang sikap dan prilakunya mengacu pada tokoh wayang. Karena itu seni budaya wayang besar peranannya sebagai sumber moral bagi kehidupan bermasyarakat juga sebagai acuan karakter individu.

Dewasa ini kita kekurangan pribadi teladan. Tokoh-tokoh masyarakat yang muncul banyak yang mengecewakan. Mereka tidak memiliki ketegaran moral sehingga mudah larut dalam arus KKN, kiranya benar kata Karl Gunnar Myrdal yang menyatakan bangsa Indonesia adalah soft nation, bangsa yang lembek. Karena itu bangsa Indonesia perlu mencermati tokoh-tokoh wayang yang memiliki ketegaran moral yang handal sehingga dapat melaksanakan tugas secara paripurna. Betapa berat perjuangan satria-satria Pandawa menegakan keadilan dan membangun negara Astina menjadi negara yang mardikengat mbahudenda nyakrawati, maksudnya negara yang merdeka, berdaulat, sejahtera dan bermartabat. Tokoh-tokoh Pandawa adalah role model yang pantas diteladani. Buku ini menampilkan 30 tokoh wayang terkemuka yang sebagian besar bisa menjadi role model sesuai pilihan masing-masing.