Buku ini berangkat dari asumsi bahwa (1) strategi diplomasi merupakan hak mutlak yang dimiliki suatu negara apabila hendak memaksimalkan kinerja jajaran diplomatiknya dalam memperjuangkan kepentingan nasional; (2) strategi diplomasi yang esensinya merupakan sebuah unilateral plan for action namun berakibat dan melibatkan pihak lain; dan (3) strategi diplomasi sebagai game menuntut adanya analisis sekaligus perhitungan yang cermat setelah faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya diplomasi, yang dalam konteks material terepresentasi dalam dilema kultural. Selanjutnya, buku ini secara khusus menjadikan dilema kultural dalam strategi diplomasi sebagai sebuah tawaran metodologis dan teoritis, dengan 3 pola pendekatan: empirical modeling, causal modeling, dan non-cooperative game theory untuk menentukan opsi strategis bagi Indonesia dalam berdiplomasi di ASEAN dan dengan negara-negara ASEAN.