Pernah pada suatu masa dalam sejarah Indoensia merdeka kata-kata begitu menakutkan para penguasa. Sebagaimana penjajah kolonial Belanda menangkapi tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan yang menyuarakan kebenaran, begitulah Seokarno di masa Orde Lama dan Soeharto semasa Orde Baru memperlakukan suara-suara kritis para disiden.
Memang tidak semua tokoh yang bersuara kritis ditangkap. Tidak semua media massa diberangus dan wartawan dijebloskan ke dalam penjara. Hanya beberapa saja yang dipilih sebagai model pemebelajaan atau tepatnya ancaman terbka bagi siapa saja yang mau mengambil jalan yang sama. Hasilnya hanya seidikit orang bisa tetap berdiri tegak dan bersuara kritis.... Umumnya yang lain menjadi pak turut. Atau jika tidak, membenci di dalam hati saja, sebagai tanda adanya iman.