Jasa penilai properti merupakan bidang yang relatif baru dibandingkan dengan jasa lain seperti perbankan, asuransi, dan akuntansi. Perkembangan jasa penilai masih tertinggal, terutama karena belum adanya pendidikan formal yang diakui dalam ilmu penilaian oleh Departemen Pendidikan Nasional. Kurangnya pendidikan formal menyebabkan banyak pihak, baik di sektor pemerintah maupun swasta, tidak memahami pentingnya estimasi nilai pasar dalam menciptakan efisiensi ekonomi. Banyak praktisi penilai yang tidak menggunakan data pasar yang memadai, menyebabkan hasil penilaian sering tidak akurat dan sulit dipertanggungjawabkan. Pendidikan dan pelatihan menjadi solusi untuk menutupi kekurangan ini, dengan bantuan hibah dari pemerintah Australia melalui AusAid yang berperan penting dalam pengembangan jasa penilai di Indonesia.