Pada era transisi pasca-Orde Baru, perkembangan politik terjadi secara dinamis yang diwarnai oleh fragmentasi elit politik yang saling berebut pengaruh dalam menentukan arah dan format perubahan. Secara garis besar fragmentasi elit politik tersebut ditandai dengan munculnya dua arus besar pandangan atau aspirasi politik yang berlawanan. Kelompok pertama menghendaki perubahan politik dilakukan secara inkonstitusional. Sedangkan kelompok kedua menghendaki proses perubahan politik di era transisi tersebut dilakukan secara gradual dan tertata dengan melibatkan segenap elemen yang ada, khususnya di antara elemen-elemen pro demokrasi, dan perubahan mendasar yang terjadi harus dilakukan tetap pada jalur konstitusional.