Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berperan penting dalam pembangunan ekonomi dengan memberikan akses keuangan kepada masyarakat berpendapatan rendah. Optimalisasi manfaat LKM bergantung pada kinerja keuangan dan jangkauan layanan yang efektif. Melalui pendekatan studi kasus, penelitian ini menganalisis pengaruh institusi informal dan formal terhadap tata kelola Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Gianyar, Bali. Indikator kinerja seperti kualitas portofolio, leverage, rasio kecukupan modal (CAR), produktivitas, efisiensi, profitabilitas, self-sufficiency, dan jangkauan menunjukkan bahwa LPD di Gianyar berfungsi sebagai LKM yang sukses. Namun, pengadopsian metode operasional LPD perlu dilakukan dengan hati-hati, mengingat bahwa mekanisme yang efektif dalam satu konteks sosial-ekonomi mungkin tidak berhasil di konteks lain. Pengalaman LPD memberikan wawasan berharga tentang isu-isu kritis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan jasa keuangan bagi masyarakat pedesaan, terutama dalam menghadapi tantangan yang kompleks.