Buku ini merupakan usaha dari sebuah diskusi terbatas antar intelektual, pengamat, aktivis kebijakan dibidang energi, khususnya energi nuklir, yang mengantarkan pada agenda ruang public yang lebih luas. Meski sedari awal presmi kegiatan ini sudah menentukan keberpihakan pada sikap anti PLTN, namun diksui yang kerbkembang dalam diskusi tersebut tidak se ekstrem pada posisi anti PLTN. Kehati-hatian, pertaruhan atas nilai-nilai etika yang berpihak pada khalayak banyak, dan gugdatan atas Pratik semiotika sosialisasi sepihak dan menafikan dialektika di ruang public, menjadi menu utama dlaam diskusi yang dikembangan dalam dorum ini. Kajian atas kuasa penentu kebijakan energi secara kritis dihadirkan dalam suasana pro dan kontra. Agenda PLTN yang otoriter telah disosialisasikan negara dengan bangunan kesadaran yang telah direduksi. Wilayah yang selama ini dipandang sakrat untuk dikasji, ditelusuri, dan sekaligus menumbuhkan harapan bahwa PLTN masih memerlukan sebuah kajian dan keutusan yang lebih komperhensif lagi.
Wacana kenbijakan energi nuklir yang meneropong aspek teknokratisme, otoritarianisme, vis-o-vis deliberative, pertimbangan etika, prinsip representasi politik, pertimbangan budaya, pertimbangan social, serta otokritik Gerakan anti nuklir menjadi wilayah yang dijelajahi dalam teks publikasi ini. Sebab itu, dengan terbitnya buku ini khasanah pilihan kebijakan energi nuklir menjadi sebuah tawaran di ruang public bagaimana dinamika merumuskan sebuah kebijakan public perlu dipercayakan dengan prinsip governance tekonologi yang bertanggung jawab dan partisipatif.