“Reforma Agraria kembali menjadi agenda kebijakan berbagai institusi pembangunan internasional seperti halnya di beberapa negara bangsa. Kemiskinan masih merupakan wajah pedesaan dimana dua –pertiga dari penduduk miskin dunia merupakan kaum miskin pedesaan. Ini telah menantang para pembuat kebijakan selama beberapa dekade, meskipun usaha yang terus menerus dari pemerintahan nasional, institusi internasional, dan masyarakat sipil. Penguasaan yang efektif atas sumberdaya produktif, terutama atas tanah, oleh kaum miskin di pedesaan penting bagi kapasitas mereka untuk membangun mata pencarian pedesaan dan mengatasi kemiskinan.

Buku ini terbit sebagai bagian dari suatu rangkaian kegiatan dari kelompok para pelajar, penggerak, pengajar dan peneliti agraria berupa membaca, menuliskan ringkasan, apresiasi dan kritik dan mendiskusikan naskah–naskah akademik terpilih mengenai kebangkitan agenda reforma agraria di badan pembangunan internasional, negara-negara, dan organisasi gerakan sosial. Agenda reforma agraria yang ditujukan pertama–tama mengubah struktur agraria dan memperbaiki akses rakyat pada tanah dan kekayaan alam, telah kembali menjadi pokok bahasan terdepan dan mungkin bakal menjadi bagian inti dari agenda pembangunan dari berbagai badan-badan internasional dan berbagai negara Asia Afrika dan Amerika Latin. Seiring dengan hal itu bahasan reforma agraria dan tema-tema seputar akses pada tanah kembali menggeliat dalam naskah-naskah akademik berupa buku maupun artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah. Serangkaian kumpulan karya ini adalah sebuah sumber pengetahuan bagi mereka yang hendak memiliki pemahaman akademik mengenai kebangkitan agenda reforma agraria. Penerjemahan naskah yang ditulis oleh berbagai sarjana yang menekuni studi agraria ini baru merupakan sebagian saja dari debat teori tentang reforma agraria. Naskah ini diterbitkan sebagai bahan belajar sebagai teori dan praktik reforma agraria aras global. Sebuah karya yang dapat menjadi inspirasi bagi para sarjana pembuat kebijakan dan pegiat reforma agraria di Indonesia. Reforma Agraria yang sudah terlalu lama ditidurkan sedang berusaha menemukan jalan dan proses kebangkitannya.” ~Noer Fauzi Rachman, dalam pengantar.